Sabtu, 22 November 2008

Hakekat Hidup di Dunia

Maret 6, 2008 at 2:56 am | In Hikmah |

Sebagai seorang muslim yang beriman kepada Allah SWT dan hari akhir, pandangan kita terhadap kehidupan di dunia ini tidak lain hanyalah sekedar tempat mampir sebentar. Sebab masih ada perjalanan panjang seorang anak manusia ke depannya. Dunia ini adalah alam yang berada pada urutan kedua dalam perjalanan manusia, setelah sebelumnya hidup di alam
rahim, selama kurang lebih 9 bulan. Dunia yang sekarang kita tempati ini, paling lama 100 tahun akan kita tempuh. Tapi ukuran ini tidak baku, sebab kapan saja dan dimana saja, Allah SWT akan berkenan memindahkan kita ke alam lainnya lagi.

Bisa saja seorang baru sekali menghirup udara dunia ini, lalu Allah SWT langsung memanggilnya. Ada juga yang sudah tua, tapi tidak sedikit yang masih muda, sehat wal afiat, punya karir bagus, kaya, terhormat dan sedang jaya-jayanya, namun ketentuan Allah SWT tidak bisa ditolak oleh manusia manapun. Kapan saja Allah mau, dicabutlah nyawa kita, dengan sebab tertentu atau pun tanpa sebab tertentu. Segala macam daya dan upaya yang kita lakukan, tidak akan mampu menolak apa yang telah Allah tetapkan.

Setelah melewati alam dunia ini, semua manusia akan mengalami banyak alam lainnya. Pilihannya ada dua, mendapatkan kenikmatan atau kesengsaraan. Tapi memilihnya harus sejak sekarang ini, bukan pada saat kita sudah di alam lain nanti. Sebab alam dunia sekarang ini memang telah ditetapkan oleh Allah untuk dijadikan penentu tempat kita ketika berpindah ke alam lain.

Di alam dunia ini, Allah hanya meminta kita untuk menyatakan pengakuan bahwa tidak ada tuhan kecuali Allah dan bahwa nabi Muhammad SAW adalah utusannya. Lalu kita hidup dengan menggunakan aturan syariah yang telah ditetapkannya. Semua informasi tentang tata cara kehidupan yang dikehendaki-Nya, sudah disampaikan dengan sangat jelas melalui Qur’an dan Hadits. Tidak ada alasan lagi untuk berdalih bahwa seseorang di dunia ini tidak mendapatkan informasi apa-apa tentang agamanya.

Bila seseorang di dunia ini menjalankan apa yang Allah tetapkan, maka ketika masuk ke alam lain nanti, kebahagiaan akan tetap meliputinya. Baik kebahagiaan jasmani maupun rohani. Sebaliknya, bila alam dunia ini dijadikan tempat untuk main-main, melupakan apa yang Allah perintahkan, melanggar apa yang telah dilarangnya, menganggap sepi semua aturan-Nya,
maka begitu masuk ke alam lain, dia harus siap hidup sengsara lahir batin. Di alam kubur akan disiksa dengan azab yang pedih. Di padang mahsyar akan dibuat tersesat dan ketakutan. Di pengadilan akhir zaman akan dijatuhkan vonis berat dan kemudian akhirnya akan dimasukkan ke
dalam gejolak api neraka yang menyakitkan.

Alangkah bahagianya seseorang yang bisa melihat peta perjalanan seorang anak manusia dengan cara seperti ini. Toh, masa hidupnya di alam dunia ini sangat relatif, bisa lama atau bisa juga sebentar. Sedangkan alam-alam lain yang akan kita hadapi nanti begitu besar dan abadi.
Sayang sekali bila kesempatan emas berupa waktu yang disediakan di alam dunia ini kita sia-siakan. Lebih baik sedikit susah, sabar dan bersungguh-sungguh di alam dunia yang hanya sementara, dari pada tersiksa abadi di alam lainnya lagi.

Kita semua akan segera pindah alam, cepat atau lambat. Pastikan bahwa ketika kita pindah ke alam lain, kita membawa bekal iman dan amal shalih. Kalau tidak, kita akan sangat merugi.

Demi masa, sesungguhnya manusia berada dalam kerugian. Kecuali mereka
yang beriman dan beramal shalih, serta saling menasehati dengan kebenaran dan saling menasehati dengan kesabaran
(QS Al-’Ashr: 1-4)

Sumber : Ahmad Sarwat, Lc, www.eramuslim.com


Selasa, 18 November 2008

Puisi-puisi Kahlil Gibran Tentang Waktu, Cinta dan Persahabatan
Ditulis pada Februari 20, 2007 oleh zainurie
window.google_render_ad();

WAKTU

Dan jika engkau bertanya, bagaimanakah tentang Waktu?….Kau ingin mengukur waktu yang tanpa ukuran dan tak terukur.
Engkau akan menyesuaikan tingkah lakumu dan bahkan mengarahkan perjalanan jiwamu menurut jam dan musim.Suatu ketika kau ingin membuat sebatang sungai, diatas bantarannya kau akan duduk dan menyaksikan alirannya.
Namun keabadian di dalam dirimu adalah kesadaran akan kehidupan nan abadi,Dan mengetahui bahwa kemarin hanyalah kenangan hari ini dan esok hari adalah harapan.
Dan bahwa yang bernyanyi dan merenung dari dalam jiwa, senantiasa menghuni ruang semesta yang menaburkan bintang di angkasa.
Setiap di antara kalian yang tidak merasa bahwa daya mencintainya tiada batasnya?Dan siapa pula yang tidak merasa bahwa cinta sejati, walau tiada batas, tercakup di dalam inti dirinya, dan tiada bergerak dari pikiran cinta ke pikiran cinta, pun bukan dari tindakan kasih ke tindakan kasih yang lain?
Dan bukanlah sang waktu sebagaimana cinta, tiada terbagi dan tiada kenal ruang?Tapi jika di dalam pikiranmu haru mengukur waktu ke dalam musim, biarkanlah tiap musim merangkum semua musim yang lain,Dan biarkanlah hari ini memeluk masa silam dengan kenangan dan masa depan dengan kerinduan.




PERSAHABATAN

Dan jika berkata, berkatalah kepada aku tentang kebenaran persahabatan?..Sahabat adalah kebutuhan jiwa, yang mesti terpenuhi.Dialah ladang hati, yang kau taburi dengan kasih dan kau panen dengan penuh rasa terima kasih.
Dan dia pulalah naungan dan pendianganmu.Karena kau menghampirinya saat hati lapa dan mencarinya saat jiwa butuh kedamaian.Bila dia bicara, mengungkapkan pikirannya, kau tiada takut membisikkan kata “tidak” di kalbumu sendiri, pun tiada kau menyembunyikan kata “ya”.
Dan bilamana ia diam, hatimu tiada ‘kan henti mencoba merangkum bahasa hatinya; karena tanpa ungkapan kata, dalam rangkuman persahabatan, segala pikiran, hasrat, dan keinginan terlahirkan bersama dengan sukacita yang utuh, pun tiada terkirakan.
Di kala berpisah dengan sahabat, janganlah berduka cita; Karena yang paling kaukasihi dalam dirinya, mungkin lebih cemerlang dalam ketiadaannya, bagai sebuah gunung bagi seorang pendaki, nampak lebih agung daripada tanah ngarai dataran.
Dan tiada maksud lain dari persahabatan kecuali saling memperkaya ruh kejiwaan. Karena kasih yang masih menyisakan pamrih, di luar jangkauan misterinya, bukanlah kasih, tetapi sebuah jala yang ditebarkan: hanya menangkap yang tiada diharapkan.
Dan persembahkanlah yang terindah bagi sahabatmu.Jika dia harus tahu musim surutmu, biarlah dia mengenal pula musim pasangmu.Gerangan apa sahabat itu hingga kau senantiasa mencarinya, untuk sekadar bersama dalam membunuh waktu?Carilah ia untuk bersama menghidupkan sang waktu!Karena dialah yang bisa mengisi kekuranganmu, bukan mengisi kekosonganmu.Dan dalam manisnya persahabatan, biarkanlah ada tawa ria berbagi kebahagiaan.Karena dalam titik-titik kecil embun pagi, hati manusia menemukan fajar jati dan gairah segar kehidupan.


CINTA

AKU bicara perihal Cinta????…
Apabila cinta memberi isyarat kepadamu, ikutilah dia,Walau jalannya sukar dan curam.Dan pabila sayapnva memelukmu menyerahlah kepadanya.Walau pedang tersembunyi di antara ujung-ujung sayapnya bisa melukaimu.Dan kalau dia bicara padamu percayalah padanya.Walau suaranya bisa membuyarkan mimpi-mimpimu bagai angin utara mengobrak-abrik taman.Karena sebagaimana cinta memahkotai engkau, demikian pula dia kan menyalibmu.
Sebagaimana dia ada untuk pertumbuhanmu, demikian pula dia ada untuk pemanakasanmu.
Sebagaimana dia mendaki kepuncakmu dan membelai mesra ranting-rantingmu nan paling lembut yang bergetar dalam cahaya matahari.Demikian pula dia akan menghunjam ke akarmu dan mengguncang-guncangnya di dalam cengkeraman mereka kepada kami.Laksana ikatan-ikatan dia menghimpun engkau pada dirinya sendiri.
Dia menebah engkau hingga engkau telanjang.Dia mengetam engkau demi membebaskan engkau dari kulit arimu.Dia menggosok-gosokkan engkau sampai putih bersih.Dia merembas engkau hingga kau menjadi liar;Dan kemudian dia mengangkat engkau ke api sucinya.
Sehingga engkau bisa menjadi roti suci untuk pesta kudus Tuhan.
Semua ini akan ditunaikan padamu oleh Sang Cinta, supaya bisa kaupahami rahasia hatimu, dan di dalam pemahaman dia menjadi sekeping hati Kehidupan.
Namun pabila dalam ketakutanmu kau hanya akan mencari kedamaian dan kenikmatan cinta.Maka lebih baiklah bagimu kalau kaututupi ketelanjanganmu dan menyingkir dari lantai-penebah cinta.
Memasuki dunia tanpa musim tempat kaudapat tertawa, tapi tak seluruh gelak tawamu, dan menangis, tapi tak sehabis semua airmatamu.
Cinta tak memberikan apa-apa kecuali dirinya sendiri dan tiada mengambil apa pun kecuali dari dirinya sendiri.Cinta tiada memiliki, pun tiada ingin dimiliki; Karena cinta telah cukup bagi cinta.
Pabila kau mencintai kau takkan berkata, “Tuhan ada di dalam hatiku,” tapi sebaliknya, “Aku berada di dalam hati Tuhan”.
Dan jangan mengira kaudapat mengarahkan jalannya Cinta, sebab cinta, pabila dia menilaimu memang pantas, mengarahkan jalanmu.
Cinta tak menginginkan yang lain kecuali memenuhi dirinya. Namun pabila kau mencintai dan terpaksa memiliki berbagai keinginan, biarlah ini menjadi aneka keinginanmu: Meluluhkan diri dan mengalir bagaikan kali, yang menyanyikan melodinya bagai sang malam.
Mengenali penderitaan dari kelembutan yang begitu jauh.Merasa dilukai akibat pemahamanmu sendiri tenung cinta;Dan meneteskan darah dengan ikhlas dan gembira.Terjaga di kala fajar dengan hati seringan awan dan mensyukuri hari haru penuh cahaya kasih;
Istirah di kala siang dan merenungkan kegembiraan cinta yang meluap-luap;Kembali ke rumah di kala senja dengan rasa syukur;
Dan lalu tertidur dengan doa bagi kekasih di dalam hatimu dan sebuah gita puji pada bibirmu.